Otosia.com - Sebuah mesin dapat bekerja apabila pencampuran bahan
bakar dengan udara seimbang. Maka dari itu sebuah perangkat digunakan
untuk menghasilkan pengkabutan yang sempurna. Perangkat yang mungkin
kita kenal pertama kali pada kendaraan lama kita adalah karburator dan
kini semakin berkembangnya teknologi muncul sistem injeksi.
Karburator
hadir sebagai perangkat yang mensuplay bahan bakar ke mesin dalam
jumlah yang tepat dan sesuai dengan udara yang ditekan melalui mesin
oleh tekanan atmosfir. Dengan sistem kerja mekanis, maka biaya dari
mesin karburator hampir lima kali lebih murah daripada mesin dengan
sistem injeksi bahan bakar elektronik.
Keuntungan dari
mesin karburator adalah bahwa sistem karburator itu tidak dibatasi oleh
berapa banyaknya bensin yang dipompa dari tangki bahan bakar. Atau
dengan kata lain, upaya modifikasi dalam meningkatkan daya mesin dari
banyaknya pasokan BBM sangat mudah dilakukan.
Keuntungan
kedua penggunaan karburator adalah tidak terlalu rewel dalam penggunaan
bahan bakar baik beroktan tinggi atau rendah sekalipun. Mengingat sistem
kerjanya hanya mengkabutkan BBM secara mekanis dan mudah dalam
melakukan pengaturan banyaknya jumlah BBM yang hendak dikeluarkan ke
ruang bakar.
Tapi sistem karburator ini memiliki
kekurangan, Yang pertama, dengan adanya peraturan untuk menuju emisi gas
yang lebih rendah, kendaraan dengan mesin karburator menghasilkan kadar
gas buang lebih tinggi (karena proses pengkabutan tidak sehalus
injeksi).
Kedua, dari segi ekonomis bahan bakar yang
berarti juga menghemat biaya jelas bukan sesuatu yang dapat Anda
harapkan dari karburator standar. Pasalnya, Anda harus mensetting
karburator mesin Anda untuk mengimbangi perubahan cuaca dan kondisi
atmosfer. Jika di buat terlalu irit kendaraan tidak bertenaga, sedangkan
sebaliknya jika normal atau settingan untuk lebih bertenaga kendaraan
jadi boros dan tidak ramah lingkungan.
Otosia.com - Dikenal dengan teknologi Direct Fuel Injection,
teknologi ini merupakan yang terbaru dalam hal pengkabutan BBM pada
mesin bensin. Cara kerjanya juga serupa dengan mesin diesel, di mana
bahan bakar diinjeksikan melalui jalur common rail langsung ke dalam
silinder. Dan teknologi ini memang relatif lebih mahal dibanding sistem
karburator.
Dengan penggunaan teknologi ini bahan bakar tentu
lebih lebih efisien, output daya juga bisa jadi lebih tinggi dan yang
terpenting emisi gas buangnya lebih rendah sehingga lingkungan lebih
bersih.
Penggunaan bahan bakar dan timing injeksi bisa
tepat dikendalikan sesuai dengan kondisi beban kendaraan. Kecepatan
mesin ditentukan oleh waktu pengapian dan fungsionalitas injeksi bahan
bakar dikontrol secara cermat oleh ECU (unit control mesin).
Teknologi
injeksi juga ada yang bernama Port Fuel Injection, perangkat ini
mungkin tipe yang paling umum dari sistem injeksi bahan bakar yang bisa
ditemukan di seluruh dunia. Bahan Bakar disuntikkan pada setiap
pengambilan port, biasanya terletak di kepala silinder dan intake
manifold.
Desain yang melekat dari jenis sistem injeksi
bahan bakar memungkinkan untuk lebih sedikit fleksibilitas dalam desain
intake-manifold. Sehingga membuat pernafasan mesin membaik, dalam hal
ini memungkinkan untuk modifikasi dengan perangkat turbo untuk
menghasilkan tenaga lebih besar.
Teknologi injeksi
selanjutnya ada Throttle Body Injection, di mana teknologi ini yang
paling sering digunakan dalam desain untuk mesin karburator pada
umumnya. Nosel injektor yang menyuntikkan bahan bakar berada di atas
klep throttle. Campuran bahan bakar dan udara kemudian dibawa melalui
saluran intake ke ruang pembakaran.
Sistem injeksi jenis
ini ditemukan antara tahun 1980 - 1995. Keuntungan terbesar dari sistem
ini adalah bahwa hal itu relatif rendah biaya dan banyak komponen
pendukung seperti intake manifold, filter udara, dan saluran bahan bakar
routing yang dapat digunakan kembali.
Jadi kesimpulan dari
kedua teknologi ini adalah sistem injeksi lebih baik dari sistem
karburator. Walau harga lebih mahal, teknologi ini memiliki masa depan
yang lebih baik untuk lingkungan agar lebih hijau.
Apalagi
mengingat kebijakan pemerintah mengenai pembatasan BBM subsidi, serta
semakin banyaknya kendaraan terbaru bermunculan dengan teknologi mesin
injeksi. Sudah selayaknya konsep pemahaman kita berubah tentang
penggunaan bahan bakar yang tepat sesuai dengan perkembangan teknologi.
Sebab
penggunaan teknologi injeksi pada suatu kendaraan itu diharapkan mampu
menghasilkan pengkabutan bahan bakar lebih baik dari karburator dengan
penggunaan BBM yang memiliki kadar timbal lebih sedikit atau memiliki
nilai oktan lebih besar.
Jika pemahaman ini kita terapkan
dengan baik, maka perawatan kendaraan injeksi jauh lebih mudah dan bisa
jadi lebih murah dibanding kendaraan menggunakan karburator.
Sumber : http://www.otosia.com/